AGEN PEMBANGUN NEGERI
Mahasiswa sering kali
disebut-sebut sebagai agen perubahan (agents of change) dan pembangunan
(development agency) negeri. Namun, pada
kenyataannya apakah hal tersebut benar-benar nyata adanya? Hal tersebut dapat
disimpulkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Dewasa ini sering kali kita temui perilaku-perilaku
mahasiswa yang tidak mencerminkan
dirinya sebagai agen perubahan dan pembangunan negeri. Misalnya saja, tentu
sudah tidak asing lagi bagi kaum awam sekalipun bahwa mahasiswa adalah sosok
yang sudah biasa menjadi buruan para penegak hukum, karena mereka adalah langganan
demonstran. Dalam hal ini mahasiswa tak jarang melalukan anarkisme pada saat
mereka berdemo sehingga membuat para penegak hukum merasa gemas pada sosok yang
sering disebut-sebut sebagai agen pembangunan ini.
Dengan adanya kejadian-kejadian yang sering kali terjadi
itu, image mahasiswa sebagai agen perubahan lama kelamaan tentu akan pudar
dengan sendirinya, karena mahasiswa dianggap sebagai biang rusuh dan perusak.
Hal tersebut dipicu oleh perilaku-perilaku mahasiswa itu sendiri. Bahkan tidak
hanya jadi langganan pendemo, melainkan masih ada hal lain yang menjadi pemicu
berubahnya image mahasiswa sebagai agen pembangunan menjadi korban pembangunan.
Korban Pembangunan
Mengapa image mahasiswa berubah menjadi korban
pembangunan? Tidak ada alasan lain kecuali atas dasar perilaku dari mahasiswa
itu sendiri. Mahasiswa yang seharusnya menjadi tonggak pembangunan masa depan
negeri, dewasa ini sudah mulai diragukan keberadaannya. Banyak hal yang memicu
adanya keraguan masyarakat atas hal tersebut.
Pada era sekarang
ini era dimana semua hal serba modern dengan kemajuan teknologi yang seharusnya
membuat mahasiswa menjadi lebih semangat dalam membangun skil untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara tercinta ini. Namun,
berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, pada kenyataannya dengan
adanya kemjuan dalam berbagai hal ini justru membuat kualitas mahasiswa semakin
merosot. Karena, kemjuan teknologi itu disalah gunakan sebagai alat hura-hura
dan menimbulkan perilaku konsimtif mahasiswa semakin meningkat. Pada era global
ini mahasiswa menginginkan hal-hal yang serba cepat dan instan. Maunya lulus
dengan nilai bagus tapi tidak ada ikhtiar yang berarti. Maunya santai-santai
dan hura-hura mengikuti trend yang ada.
Untuk mengembalikan
image mahasiswa sebagai agen pembangu negeri mahasiswa harus merubah
perilaku-perilaku yang menjadi pemicu hilangnya image tersebut. Yakni, dengan
berperilaku selayaknya mahasiswa yang mempunyai ilmu pengetahuan yang dapat
dijadikan sebagai bekal untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan negara
Indonesia. Hal tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa mau belajar dengan
baik. Tidak hanya belajar ilmu science saja, melainkan juga
harus belajar tentang nilai-nilai bermasyarakat agar tidak dipandang sebagai
seorang robot yang tidak punya unggah ungguh dan sebagai biang rusuh yang
selalu meresahkan bumi pertiwi serta benar-benar menjadi agen pembangun bangsa.
No comments:
Post a Comment