My Time

Tuesday, October 8, 2013

LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH



MAKALAH
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI


Disusun Oleh :
1.    Dillan Azaly Al-farozi      ( 123311013 )
2.    Diyah Nurfitriayani          ( 123311014 )
3.    Dwi Purwati                     ( 123311015 )
4.    Miss Rosidah Bango        ( 133311076 )


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
  1. PENDAHULUAN
Mempelajari karya tulis ilmiah sangatlah penting bagi seorang mahasiswa, karena sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang mahasiswa. Dilihat dari jenisnya, karya tulis ilmiah terdiri dari makalah, laporan bab atau laporan buku, skripsi, tesis, dan disertasi. Dilihat dari tahapan penulisannya, karya ilmiah dibedakan menjadi dua jenis. Pertama adalah untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan, yaitu makalah dan laporan bab atau laporan buku. Kedua adalah karya tulis ilmiah merupakan syarat yang dituntut dari mahasiswa ketika menyelesaikan program studi yaitu Skripsi (untuk S1), Tesis (untuk S2) dan Disertasi (untuk S3).
            Sebagai bagian dari tugas-tugas perkuliahan, karya tulis ilmiah dalam bentuk makalah dan laporan buku atau laporan bab merupakan bagian dari sistem SKS (satuan kredit smester), yaitu merupakan komponen tugas-tugas berstuktur yang harus dipenuhi oleh mahasiswa diluar kegiatan perkuliahan dalam kelas. Jadi makalah dan laporan buku atau laporan bab merupakan konsekuensi dari sistem SKS.
            Melalui karya tulis ilmiah tersebut, mahasiswa mengungkapkan pikirannya secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan. Disamping itu, karya tulis ilmiah juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa. Dengan sifat dan kedudukan ini, maka karya tilis ilmiah dalam lingkungan masyarakat akademik bisa ikut memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang keilmuan atau disiplin yang relevan. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mengulas sedikit mengenai langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah.

  1. RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian karya tulis ilmiah ?
B.     Bagaimana langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah ?

  1. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Karya tulis ilmiah
Secara etimologi, karya tulis ilmiah terdiri dari kata majemuk karya tulis dan ilmiah. Yang dimaksud dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan menulis. Hasil karya tulis ini dapat berupa catatan harian, makalah, cerpen, skripsi, puisi, tesis, komik dan lain-lain. Pendeknya, seluruh hasil perbuatan menulis disebut dengan karya tulis ilmiah. Sedangkan yang dimaksud dengan ilmiah adalah segala sesuatu yang bersifat keilmuan. Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Pengujian kebenaran tersebut bisa dilakukan secara rasional atau secara empiris melalui metode-metode ilmiah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang bersifat keilmuan. Karya tersebut disusun secara sistematis menurut kaedah-kaedah tertentu berdasarkan hasil berfikir ilmiah dan metode ilmiah.kaedah-kaedah yang dimaksud dapat berupa kaidah-kaidah keilmuan, kebakuan bahasa, kekonsistenan, keobjektifan, kelogisan, kejelasan, kebermaknaan, tata tulis dan lain-lain.
Pada umumnya, orang beranggapan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang didasarkan atas suatu penelitian ilmiah. Anggapan ini tidak selalu benar, karena dalam kenyataannya ada karya tulis ilmiah yang tidak didahulai oleh suatu penelitian, melainkan didasarkan atas kajian teoritis secara mendalam terhadap obyek yang dipermasalahkan.[1]
Berdasarkan pengertian diatas, yang dapat dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah adalah makalah, piper, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Hal itu disebabkan karena masing-masing karya tulis ilmiah tersebut dikembangkan menggunakan metode ilmiah.[2]
Apa pun jenis dan kadar keilmiahan sebuah karya tulis yang ditulis oleh seorang ilmuwan atau akademisi, sebuah karya tulis dapat dianggap sebagai karya tulis ilmiah jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Obyektif. Yang dimaksud dengan obyektif disini adalah mengungkapkan segala sesuatu seperti apa adanya. Setiap fakta dan data diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak manipulasi dan tidak rekayasa. Setiap pernyataan atau simpulan yang disamapaikan didasarkan kepada bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan
b.      Netral. Aspek kenetralan ini mengacu kepada setiap pernyataan, pengungkapan, informasi atau penilaian yang terbebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok. Karya tulis ilmiah tidak mempertimbangkan atau tidak mempermasalahkan apakah seseorang akan senang atau tersinggung atas pernyataan yang dikemukakan. Karya tulis ilmiah bebas dari segala sesuatu yang dapat membuat orang senang atau tidak senang. Karya tulis ilmiah bebas dari keberpihakan.
c.       Sistematis. Aspek sistematis ini mengacu kepada pola penyajian yang bersifat baku, bukan beku. Sebuah karya tulis ilmiah menguraikan dan menyajikan sesuatu secara berurutan. Sebagai contoh adalah skripsi, tesis atau disertasi. Masing-masing tulisan ilmiah tersebut terdiri dari bagian awal, tengah, akhir. Masing-masing bagian-bagian tersebut terdiri dari berbagai subbagian yang letak atau posisinya yang terurut secara sistematis.
d.      Logis. Kelogisan ini mengacu kepada pola penalaran yang digunakan penulis, misalnya pola penalaran induktif atau deduktif. Kalau penulis bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif, sebaliknya kalau penulis bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakanlah pola deduktif. Selain itu, aspek kelogisan ini juga terlihat pada pola menyatakan pikiran pada kalimat yang digunakan. Sangat banyak penulis yang kurang atau tidak awas terhadap tata kalimat ini, artinya kalimat tersebut tidak mampu mengkomunikasikan pemikiran penulisnya akibatnya, pembaca tidak mampu memahami pesan yang hendak disampaikan penulis karya ilmiah yang bersangkutan.
e.       Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian atau simpulan dalam karya tulis ilmiah harus bersifat faktual, yaitu menyajikan segala sesuatu berdasarkan fakta dan data. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang bernada emosional hendaknya perlu dihindarkan. Ungkapan-ungkapan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1)      Ungkapan menggebu-gebu seperti orang yang sedang berkampanye
2)      Pernyataan sedih seperti orang yang sedang berkabung
3)      Ungkapan senang seperti orang yang mendapatkan hadiah dihari ulang tahun
4)      Ungkapan marah seperti orang yang sedang bertengkar.[3]

B.     Langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah
1.      Mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah
Sebelum memulai menulis karangan pengarang terlebih dahulu harus menyiapkan bahan-bahan yang akan dipaparkan dalam karangannya. Bahan-bahan yang akan dipaparkan harus sesuai dengan subyek atau pokok yang akan dibicarakan dalam karya tulis. Subyek atau pokok itu disebut tema, sedangkan induk permasalahannya adalah topik.[4]
Tema berasal dari bahasa Yunani: tithenai, yang berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Pengertian tema secara khusus dalam sebuah tulisan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut proses penyusunan sebuah karangan.
Dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat dapat diketahui bila seseorang telah selesai membaca sebuah  karya tulis, maka aka ada kesan dalam benaknya atau pikirannya. Itulah hakekat tema.
Dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik itu. Tema dalam hal ini diartikan sebagai uraian dari topik yang bersifat spesifik.
Tema yang baik apabila diuraikan dengan runtut berdasarkan pola-pola penulisan apakah deskriptif, naratif, eksposisif, argumentatif, atau persuasif. Sedangkan tema yang dianggap kurang baik adalah tema yang ditulis dengan pemikiran yang kabur atau meloncat-loncat. Tidak jelas arah pemikirannya sehingga sulit dicerna pembaca. Tema yang baik dapat dilihat dari dua hal. Yaitu dari segi suatu karya tulis yang telah selesai ditulis dan dari segi persyaratan yang dipenuhi saat tema itu akan ditulis. Ada pun syarat-syaratnya yaitu:
a)      Kejelasan merupakan yang sangat esensial dalam sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat pertama-tama dari gagasan sentralnya.
b)      Kesatuan pertama-tama dilihat dari adanya satuan gagasan sentral yang menjadi landasan dari seluruh tulisan itu. Kesatuan dan kejelasan sebenarnya hampir sam, hanya dari segi penekanannya yang berbeda. Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan senteral dalam setiap tulisan atau tema.
c)      Perkembangan yang kurang baik akan merusak tema serta mengaburkan tema dan tujuannya. Dalam hal ini perkembangan sebuah tema sama halnya dengan pengembangan sebuah alinea. Pertama dari segi apakah gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci secara maksiml dan apakah perincian tersebut sudah diurutkan secara teratur dan konkrit. Perkembangan juga dapat dijamin dengan mengurutkan perincian-perincian itu secara logis. Demikian pula susunan itu harus memperlihatkan transisi yang jelas dan lancar, baik antara alinea dengan alinea maupun antara bagian dengan bagian.
d) Keaslian atau orginilitas dapat diukur dari beberapa segi, yaitu dari pilihan pokok persoalannya, dari segi pandangannya, pendekatannya, dari rangkaian kalimat-kalimatnya, dari pilihan kata dan sebagainya. Keaslian harus diartikan, bahwa sebuah tulisan harus digarap untuk memenuhi selera pembaca, sehingga menimbulkan kesegaran dan tidak menjenuhkan. Apabila seorang penulis  jujur terhadap sebuah situasi dan gagasan dengan mempergunakan kata-kata sendiri, maka tulisan itu dapat dianggap sebah tulisan yang original.
Menentukan Topik
Secara etimologis kata topik berasal dari bahasa Yunani; topoi, yang berarti “tempat”. Topik dapat diartikan juga sebagai “pokok pembicaraan”. Topik merupakan pokok pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu kajian. Pemilihan pokok tulisan harus: menarik perhatian penulis sendiri dan secara substansial harus dikuasai penulis.
Topik yang akan ditulis harus menarik perhatian seorang penulis. Dengan ketertarikan ini seseorang akan berusaha dan berupaya terus mengembangkan tulissannya hingga selesai. Sebaliknya jika topiknya tidak menarik bagi penulis dapat dipastian tulisan itu tidak akan berkembang. Apalagi bila suatu saat mengalami kendala dalam penulisan maka akan mengalami kesulitan untuk melanjutkannya lagi. Selain harus menarik secara substansial topik juga mesti dikuasai penulis. Dengan menguasai materi dan permasalahnnya terhadap sesuatu topik yang akan ditulisnya dapat mempermudah sekaligus mempercepat penulisannya. Kedalam pengetahuan penulis akan nampak pada penguasaan terhadap topik yang dituliskan.
Dalam retorika modern, menurut Gorys, setiap penulis yang ingin menyampaikan sesuatu, mula-mula harus mencari topik yang dapat dijadikan landasan untuk menyampaikan maksudnya mengenai topik tadi. Dalam kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih topik atau pokok pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik itu. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema atau pada waktu menetukan sebuah tema untuk sebuah tulisan ada dua unsur yang paling dasar diketahui, yaitu pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.[5]
2.      Merumuskan masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan kritis atau argumentasi yang fleksibel yang diambil intinya dari pertanyaan atau statement umum dari masalah penelitian, sebagaimana tercantum dalam latar belakang masalah. Rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dapat dioperasionalkan dalam suatu peneltian.
Komponen perumusan masalah atau rumusan masalah merupakan komponen karya tulis ilmiah yang paling mendasar pada bab pertama atau bab pengajuan masalah. Komponen ini merupakan bagian yang sangat sentral dari suatu penelitian atau tulisan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yaitu :
a.       Rumusan masalah dapat mengarahkan peneliti dalam kegiatan penelitiannya
b.      Rumusan masalah dapat mengontrol kegiatan penelitian sehingga tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan
c.       Dapat memudahkan pencarian rujukan dan pengunaan bahasa yang tepat
d.      Dapat mengarahkan peneliti dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai, memilih landasan teori yang akan digunakan dan menetapkan metodologi penelitian yang digunakan[6].
Bagian rumusan masalah ini sendiri memuat permasalahan yang diangkat dalam penelitian, yang telah disinggung dan diuraikan pada latar belakang penelitian. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam kalimat pertanyaan atau kalimat pernyataan. Rumusan masalah harus terjawab dalam hasil dan analisis data.[7]
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan masalah adalah sebagai berikut :
a.       Rumusan masalah pada umumnya dibuat dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus jelas dan tegas, karena rumusan masalah tersebut akan dijawab dengan suatu penelitian atau rumusan tersebut dijadikan landasan dalam mengajukan pertanyaan yang lebih spesifik dalam komponen masalah penelitian. Rumusan masalah yang jelas akan memeberikan petunjuk dan arah yang jelas tentang bagaimana cara menjawabnya, teori apa yang dijadikan landasan jawabannya, metode dan teknik analisis apa yang digunakan dan lain-lain sebagainya.
b.      Poin-poin komponen rumusan masalah dapat dituliskan dalam dua bentuk. Pertama  dalam bentuk diurutkan secara vertical, yaitu dengan cara dirurutkan dari atas kebawah. Kedua, dalam bentuk diurutkan secara horizontal, yiatu dengan cara mengintegrasikan urutan pointer-pointer kedalam paragraf.[8]
3.      Mengkaji teori
Setelah rumusan masalah dirumuskan dan tujuan penulisan ditetapkan, maka harus dilanjutnya dengan mengkaji teori yang relevan dengan masalah dan tujuan penulisan. Mengkaji teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, dari jurnal atau karangan ilmiah yang telah ada.  
Pada bagian ini mencoba menganalisis masalah yang diajukan dari sisi rasional teoritis. Itulah sebabnya bagian ini sering juga disebut dengan analisis rasional terhadap masalah yang diajukan.
Analisis rasional tersebut dilakukan berdasarkan acuan kepada teori-teori yang telah mapan atau dianggap mapan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan teori yang mapan adalah teori-teori yang telah diterima secara luas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kemampuan suatu teori, paling tidak telah memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut, misalnya:
a)    Dikemukakan oleh para ahli atau pakar yang tingkat kredibilitas keilmuannya tidak perlu diragukan
b)      Dirumuskan berdasarkan kajian yang matang
c)      Telah teruji dan dapat diuji kebenarannya
d)     Dapat dipertanggungjawabkan secara akademis
e)       Mempunyai tingkat keberterimaan yang besar/tinggi dikalangan akademis.[9]
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji teori yaitu adalah sebagai berikut :
a)        Komponen-komponen teori dapat dibagi atau dijabarkan atas beberapa subkomponen lainnya. Pemunculan sub-subkomponen tersebut tentu saja dengan memperhatikan dan mempertimbangkan keterkaitannya dengan topik, masalah atau materi tulisan yang akan ditulis.
b)      Penjabaran teori dalam bentuk sub-sub yang lebih kecil mengharuskan peneliti/penulis mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik melalui internet, buku, jurnal, diskusi maupun pengamatan dan lain-lainnya. Informasi tersebut tentu saja informasi yang relevan dengan rumusan masalah penelitian. Informasi yang tidak relevan tidak ada gunanya bagi keberkualitasan penelitian atau penulisan yang sedang dikerjakan.
c)      Semakin lengkap dan semakin dalam teori yang dikemukakan semakin berkualitas kajian teori yang dikemukakan.
d)     Uraian dalam mengkaji teori harus disajikan secara menyeluruh (Holistik), mendalam dan langsung terkait dengan masalah yang diteliti.[10]
4.      Menggali data lapangan
Komponen teknik menggali data merupakan komponen karya tulis ilmiah yang menguraikan tentang cara-cara yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang diperlukannya serta alasan penggunaan cara-cara tersebut.
Dalam menggali suatu data, sangat membutuhkan ketelitian, kecermatan serta penyusunan program yang terinci. Hal ini mempunyai maksud agar diperoleh data yang benar-benar relevan dengan tujuan itu sendiri.
Data dipakai sebagai bahan baku yang berupa pengambilan data dari sumbernya mempunyai metode dan cara-cara tertentu. Tiap metode yang berbeda, perangkat pengumpul data pun dapat berbeda. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian diantaranya ialah :
a)      Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan alat mengumpulkan data yang berupa daftar pertamyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab responden. Kuesioner juga dapat disebut juga sevagai interview tertulis dimana responden dihubungi melalui daftar pertanyaan.
Menurut syarat penyampaiannya kuesioner dapat dibedakan menjadi: angket langsung dan angket tidak langsung. Dinamakan angket langsung jika didaftar pertanyaan itu dikirim secara langsung kepada responden yang dimintai pendapat tentang dirinya sendiri. Sedangkan disebut angket tidak langsung jika didaftar pertanyaan itu dikirim kepada seseorang yang dimintai keterangan untuk mengutarakan keadaan orang lain.
Kuesioner merupakan alat mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab responden, pertanyaan-pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Jenis pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian boleh jadi bersifat tertutup jika pertanyaan itu jawabannya sudah ditentukan lebih dahulu sehingga responden tidak diberi kesempatan memberikan alternative jawaban, dikatakan bersifat tertutup jika alternative-alternatif jawaban telah disediakan, sedang pertanyaan terbuka, apabila responden diberikan kebebasan untuk menguraikan jawabannya, pertanyaan bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya. Kuesioner merupakan alat mengumpul data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
Contoh Angket:
a.       Model Terbuka
Training apa sajakah yang pernah anda ikuti pada tahun 2004 yang sesuai dengan keahlian anda?
Sebutkan!
b.      Model Tertutup
Pernahkan saudara melakukan traveling ke luar negeri?
a.       Pernah
b.      Tidak pernah
b)     Tes
Tes merupakan metode pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post-test). Instrument atau alat yang digunakan pada teknik tes ting ini adalah tes. Tes dimaksud dapat berupa tes lisan atau tes tertulis. Soal-soal untuk tes tersebut dapat berupa soal-soal obyektif ataupun soal-soal esei. Teknik tes ini digunakan bila penelitian tersebut dimaksudkan untuk mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan sampel responden terhadap suatu hal yang diteliti.
c)      Kepustakaan
Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga sampai akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena sosial yang tengah dicermati. Pustaka atau bahan-bahan tersebut dapat berupa manuskrip-manuskrip atau naskah kuno, buku-buku, artikel-artikel, informasi elektronik (bahan dari internet) dan lain-lain.
d)     Observasi
Observasi ialah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. Dalam artian luas observasi berarti pengamatan yang dilaksanakan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang diselidiki baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi buatan. Metode ini menuntut adanya pengamatan dari peniliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap obyek penelitiannya.
Objek yang diobservasi dapat berupa peristiwa, lokasi, kondisi, keberadaan, proses hasil, dan lain-lain. Proses observasi dilaksanakan berdasarkan lembar pengamatan yang telah dibuat sebelumnya.
e)      Interview
Interview atau wawancara dipergunakan sebagai cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan wawancara. Wawancara yang dilakukan secara bersemuka, secara langsung atau berhadapan antara peneliti (pewawancara) dengan responden atau informan penelitian.[11] Wawancara juga dapat dilakukan dengan menggunakan telepon. Penggunaan alat bantu tersebut tentu saja dilakukan setelah adanya kesepakatan Antara peneliti (pewawancara) dengan informan penelitian. Namun demikian, sebaiknya wawancara dilakukan secara langsung. Hal itu disebabkan karena pada wawancara langsung pewawancara dapat menerangkan secara detail pertanyaan-pertanyaan yang diajukan atau meminta penjelasan kembali sekiranya ia kurang mengerti dengan jawaban yang diberikan responden atau informan penelitianny.
Di dalam proses wawancara, Pewawancara dalam mewawancarai responden hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.    Pewawancara mampu membina hubungan yang baik dengan responden dan mampu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
b.    Pewawancara mampu menjelaskan dengan baik maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
c.    Pewawancara mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan ke persoalan yang diteliti.
d.   Pewawancara menguasai persoalan-persoalan yang diteliti.[12]
5.      Mengolah data
Komponen teknik mengolah data merupakan komponen karya tulis ilmiah yang menguraikan tentang cara-cara yang dilakukan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data yang telah diperolehnya. Data tidak memiliki arti apa-apa bila tidak diolah dan ditafsirkan. Hasil pengelolaan dan penfsiran inilah yang menjadi inti penelitian, sebab dari sinilah temuan penelitian itu diperoleh untuk selanjutnya dikonfirmasikan dengan permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.
Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka selanjutnya akan dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a)      Penyeleksian data, pemeriksaan, kelengkapan dan kesempurnaan data, serta kejelasan data
b)      Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data dan dipilih-pilih sesuai dengan jenisnya[13]
c)      Melakukan uji validitas data.
Bagian ini memuat cara yang dilakukan peneliti untuk menguji kevalidan data yang digunakan. Pengujian tergantung pada jenis data yang digunakan.
d)     Mentabulasikan data, yaitu menyajikan data, dalam sebuah tabel sesuai dengan analisis data.[14]
6.      Menarik kesimpulan
Simpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk menguji hipotesis atau menjawab rumusan masalah.[15]
Komponen simpulan merupakan bagian karya tulis ilmiah yang menguraikan simpulan-simpulan dari suatu penelitian. Pada kebanyakan tulisan dan penelitian,  simpulan ini lebih populer dengan istilah kesimpulan. Inilah yang berlaku selama ini. Akan tetapi, bila dicermati dari sisi kebahasaan, istilah yang lebih tepat untuk komponen ini adalah simpulan. Hal ini disebabkan karena bagian simpulan ini hanya mengemukakan simpulan-simpulan dari suatu penelitian.
Kesimpulan adalah suatu proses untuk mendapat suatu simpulan, atau proses menyimpulkan. Simpulan adalah hasil dari proses penyimpulan bukan proses penyimpulan.
Penulisan komponen simpulan dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini :
a)      Rumusan simpulan dapat diperoleh dengan dua cara. Pertama, dalam bentuk rangkuman atau ringkasan dari masing-masing bab, yaitu dari bab 1 (pendahuluan) sampai dengan bab IV (hasil penelitian dan pembahasan). Biasanya simpulan yang seperti ini disebut dengan simpulan yang bersifat umum, yaitu simpulan yang menyeluruh. Kedua, penarikan simpulan dapat juga dirumuskan berdasarkan bab IV saja, yaitu berdasarkan temuan-temuan yang terdapat pada hasil penelitian dan pembahasan (deskripsi data, pengolahan dan analis data, serta pembahasan).
b)      Walaupun komponen simpulan di rumuskan dari bab-bab sebelumnya, bukan berarti simpulan mengulang-mengulang menuliskan kembali apa yang telah ditulis pada bagian terdahulu tersebut. Simpulan harus melahirkan suatu yang baru berdasarkan data, analisis data, hal itu hanyalah untuk menguatkan simpulan yang diambil.
c)      Jumlah simpulan penelitian bisa tiga, empat, lima dan seterusnya. Biasanya hal itu disesuaikan dengan jumlah permasalahan (pertanyaan atau hipotesis) yang diajukan sebelumnya
d)     Penulisan komponen simpulan dapat dibuat dalam dua bentuk. Pertama secara vertikal dilakukan dengan cara mengurutkan pointer-pointer simpulan dari atas kebawah. Yang secara horizontal dilakukan dengan cara mengurutkan pointer-pointer simpulan dengan cara diintegrasikan kedalam paragraf. Kedua model ini dapat saja dipakai atau diikuti oleh penulis. Dalam hal ini yang perlu diingat adalah konsistensi, yaitu diselaraskan dengan bentuk-bentuk uraian sebelumnya.



  1. Keimpulan
Secara etimologi, karya tulis ilmiah terdiri dari kata majemuk karya tulis dan ilmiah. Yang dimaksud dengan karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan menulis.
ciri-cirinya sebagai berikut :
a.       Obyektif.
b.      Netral
c.       Sistematis
d.      Logis
e.       Menyajikan fakta
Dalam menulis karya tulis ilmiah harus memperhatikan prosedur yang tepat, karya tulis ilmiah harus sesuai denagan data yang sebenarnya dan kenyataan yang ada dalam lapangan. Tanpa terkait atau tekanan dan faham-faham lainnya. Penulisan karya tulis ilmiah tidak boleh bersikap pasif atau hanya sekedar menulis saja. Maka setelah kita mengetahui adanya langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah tersebut, diharapkan dapat menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Berikut ini langkah-langkah dalam menyusun karya tulis ilmiah, yakni:
1)      Mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah
2)      Merumuskan masalah
3)      Mengkaji teori
4)      Menggali data lapangan
5)      Mengolah data
6)      Menarik kesimpulan




  1. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pada khususnya pemakalah sendiri.















DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul, 2011. Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta : Rineka Cipta
Gani, Eriza, 2013. Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, Bandung : Pustaka Reka Cipta
Rumaningsih, Endang, 2012. Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, Semarang : Rasail
Rosyadi , A. Rahmat. 2008. Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah, Bogor Selatan: Ghalia indonesia
Tisnawati , Tin,Bisri Mustofa, 2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah Menghadapi Sertifikasi, Semarang : CV. Ghiyyas Putra



















 



BIODATA PEMAKALAH

1)      Nama                           : Dhillan Azaly Al-farozy
NIM                            : 123311013
TTL                             : Tegal, 30 Desember 1993
Alamat                          : Jl.raya adiwerna utara No 10 RT 40/5 Desa ringin ireng kec.    Adiwerna kab. Tegal
Riwayat Pendidikan   :
   TK              : TK Aisiyah Tegal                 
SD/MI         : SDN Adiwerna 02
SMP/MTS   : KMI Pondok Modern Darussalam Gontor
SMA/MA    : KMI Pondok Modern Darussalam Gontor
Email                           : dil_azf@ymail.com
No HP                         : 085742095530

2)      Nama                           : Diyah Fitriyani
NIM                            : 123311014
TTL                             : Kendal, 19 Agustus 1994
Alamat                        : Ds. Tlahab RT: 02/02, Gemuh, Kendal
Riwayat Pendidikan   :
   TK              : TK. Fajar Indah
SD/MI         : SDN Tlahab
SMP/MTS   : SMPN 1 Cepiring
SMA/MA    : MAN Kendal
Email                           : diyahfitriyani94@gmail.com
No HP                         : +6285729599766



3)      Nama                           : Dwi Purwati
NIM                            : 123311015
TTL                             : Semarang, 03 Juli 1994
Alamat                        : Jl. Wolter Monginsidi, Bangetayu Wetan Rt 01, Rw, 01 Genuk Semarang
Riwayat Pendidikan   :
   TK              : TK PGRI 67 Semarang                    
SD/MI         : SDN Bangetayu Wetan 02 Semarang
SMP/MTS   : MTs N 1 Semarang
SMA/MA    : MAN 1 Semarang
Email                           : Purwatied@yahoo.co.id
No HP                         : +6285712511336

4)      Nama                           : Rosidah Bango
NIM                            : 133311076
TTL                             : Patani Thailand, 01 February 1990
Alamat                        : Patani Thailand
Riwayat Pendidikan   :
   TK              : Banbango Jering                  
SD/MI         : Sasenakseas
SMP/MTS   : Sasenakseksa
SMA/MA    : Ma’ahad Darulmarif
Email                           :Donstop_ Cita citaku
No HP                         :083869865878


 



[1] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta,2013)hlm4
[2] Endang Rumaningsih, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang : Rasail, 2012)hlm242
[3] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta, 2013)hlm4-6
[4] Endang Rumaningsih, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang : Rasail, 2012)hlm242
[5] A. Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah, (Bogor Selatan: ghalia indonesia, 2008),hlm28-31
[6] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta,2013)hlm4-6
[7] Bisri Mustofa ,Tin Tisnawati, Teknik Menulis Karya Ilmiah Menghadapi Sertifikasi, (Semarang : CV. Ghiyyas Putra,2009)hlm81
[8] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta,2013)hlm123-124
[9] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011)hlm 184
[10] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta,2013)hlm156
[11] Bisri Mustofa, Tin Tisnawati, Teknik Menulis Karya Ilmiah Menghadapi Sertifikasi, (Semarang : CV. Ghiyyas Putra,2009)hlm81
[12] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta,2013)hlm200
[13] Erizal Gani, Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah, (Bandung : Pustaka Reka Cipta,2013)hlm265
[14] Bisri Mustofa , Tin Tisnawati, Teknik Menulis Karya Ilmiah Menghadapi Sertifikasi, (Semarang : CV. Ghiyyas Putra,2009)hlm81