My Time

Tuesday, January 21, 2014

artikel mengukur kesiapan konversi UIN Walisongo



KESIAPAN METAMORFOSIS IAIN MENJADI UIN

            Metamorfosis IAIN (Insitut Agama Islam Negeri) Walisongo Semarang menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) sudah lama digadang-gadangkan. Kabarnya perubahan itu sudah ditargetkan realisasinya pada tahun 2012 yang lalu. Namun sampai detik ini nyatanya hal tersebut belum sepenuhnya ter realisasi. Sudah tentu banyak hal yang melatar belakangi kemunduran atau ketertundaan realisasi IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN.
            Menurut Muhibbin Noor selaku rektor IAIN Walisongo Semarang pada sebuah media surat kabar pada beberapa waktu yang lalu ketertundaan realisasi IAIN menjadi UIN disebabkan oleh proses perubahan itu harus melibatkan lintas kementerian dan harus mendapatkan persetujuan dari semua kementerian tersebut antar lain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), kemudian diproses ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (kemenpan). Lalu Kementerian Keuangan dan finalnya di Sekretariat Negara (Setneg). Hal tersebutlah yang membuat kelambanan proses konversi IAIN menjadi UIN.
            Disamping ada kebahagiaan bagi keluarga besar IAIN Walisongo Semarang atas konversi IAIN menjadi UIN, tentu ada juga kekhawatiran sebagian pihak apabila dengan adanya perubahan tersebut akan menghilangkan ciri khas IAIN yang identik dengan pembelajaran syariat agama Islam. Namun, hal tersebut ditampik oleh rektor IAIN Walisongo Semarang pada sebuah media pada waktu yang lalu, ia mengatakan dengan adanya perubahan status IAIN menjadi UIN ini justru menjadi proses perubahan menuju yang lebih baik. Karena menghilangkan dikotomi ilmu agama dan ilmu umum karena pada dasarnya ilmu itu satu.
            Tentu kita sebagai mahasiswa mengharapkan konversi IAIN menjadi UIN ini segera terealisasi sepenuhnya. Berbagai persiapan memang sudah dilakukan, seperti yang telah kita lihat pada kampus kita tercinta kampus dua IAIN Walisongo Semarang sudah terlihat dengan jelas adanya pembangunan-pembangunan gedung baru, dan perataan tanah sudah dilakukan dibelakang fakultas ushuluddin yang kabarnya dimaksudkan untuk pembangunan fakultas baru, juga pembangunan jalan yang menghubungkan kampus dua dan kampus tiga pun sudah direalisasikan. Hal ini sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa perubahan status IAIN menjadi UIN ini benar-benar akan direalisasikan dan bukan hanya sekedar isapan jempol belaka, hanya saja belum ada kepastian kapan akan terealisasi secara penuh.
            Kita sebagai mahasiswa dan salah satu anggota keluarga besar IAIN Walisongo Semarang sudah sepatutnya mendukung proses metamorfosis IAIN Walisogo Semarang Menjadi UIN. Selain itu, kita juga harus senantiasa mendoakan agar perubahan status IAIN menjadi UIN ini segera terealisasi sepenuhnya. Tentunya dengan diiringi semangat belajar bagi mahasiswa, keterampilan mengajar dosen seiring kemajuan teknologi, dan keterampilan serta kesungguhan para karyawan dalam melaksanakan tugasnya, untuk menuju perubahan yang sesungguhnya.

resensi buku pendidikan neomodernisme



MENYEGARKAN KEMBALI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM

Judul Buku    : Pendidikan Neomodernisme (Telaah Pemikiran Fazlur Rahman)
Penulis            : M. Rikza Chamami, M. Si.
Penerbit          : Walisongo Pers
Tahun Terbit : 2010
Tebal Buku    : 224 halaman
Resentator      : Diyah Fitriyani
           
            Dalam buku ini penulis menelaah pemikiran dari Fazlur Rahman tentang neomodernisme Islam. Bagi seorang Fazlur Rahman dalam pembaharuan Islam harus dimulai dengan pendidikan. Meskipun  pada dasarnya suatu orientasi yang Islamis harus diciptakan pada pendidikan tingkat primer, akan tetapi pada tingkat tinggi , Islam, dan intelektualisme modern harus diintegrasikan untuk melahirkan suatu weltanschauung (ideologi) Islam yang asli dan modern. Pembaharuan dalam hal pendidikan adalah satu-satunya pendekatan untuk menyelesaikan problem-problem jangka panjang yang dialami oleh masyarakat Islam pada sat ini. Disamping itu juga menyatukan dikotomi mental dari kehidupan pribadi maupun sosial yang terpecah belah, yang berakibat kekacauan dalam segala usaha dan frustasi serta krisisyang melumpuhkan kehidupan.
            Gerakan pembaharuan model pendidikan Islam sebagaimana yang dikemukakan Fazlur Rahman ditekankanpada bagaimana menempatkan agama di tengah arus modernitas dengan tetap berpegang teguh pada prinsip normatif, sekaligus mencoba untuk menjajakan Islam dengan wajah masa kini. Termasuk di dalamnya adalah menata sistem pendidikan Islam dengan model pembaruan, baik materi, kurikulum, metode hingga sarana dan prasarana. Dalam buku ini juga dijelaskan dalam pemikirannya Fazlur Rahman mencoba mendialogkan antara “sesuatu yang lama” dengan “sesuatu yang baru”. Denagan pemikirannya ini Fazlur Rahman mencoba untuk mengubah Islam yang “ganas” menjadi Islam pembebas (baca: ramah). Maksudnya agama yang menjadi pelindung hak-hak kemanusiaan yang tidak lebih dari keganasan binatang buas. Dalam memandang Islam Fazlur Rahman membaginya menjadi dua yakni: Islam normatif dan Islam historis. Islam normatif adalah ajaran Islam yang merupakan doktrin-doktrin yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan al-sunnah yang sifatnya mutlak dan abadi. Sementara Islam historis adalah ajaran Islam yang difahami dan dipraktikkan oleh umat yang kemudian melahirkan peradaban Islam sepanjang sejarah Islam yang bersifat relatif dan kondisional.
            Di dalam buku karya M. Rikza Chamami, M. Si. ini juga disebutkan bahwa seorang Fazlur Rahman telah memberikan sumbangsih di dunia Barat, terutama di Amerika, tentang wacana keislaman modern. Konstribusi yang diberikannya pada paruh terakhir abad dua puluh antara lain: pertama, ia mampu menggabungkan antara tradisionalisme Islam sunni, modernisme Islam, dan skolatisisme Barat. Kedua, dalam mencari kebenaran, ia melakukan inovasi secara berani diantara sikap Islam dan sikap Barat. Ketiga, ia mengenalkan metode yang bersifat interdisipliner. Keempat, dengan sikapnya yang gentle, spirit dan intelektualitasnya yang tajam, ia dan pemikirannya diterima secara luas dalam pengembangan kajian Islam di Amerika Serikat. Kelima, dia telah meninggalkan warisan pemikiran kepada muridnya yang terbesar di universitasdan perguruan tinggi di Amerika Serikat dan Kanada.
            Buku ini membahas tentang pemikiran-pemikiran Fazlur Rahman tentang neomodernisme dalam ranah pendidikan Islam, dalam buku ini juga terdapat kisah perjalanan Fazlur Rahman untuk menemukan kebeneran dari pemikiran-pemikirannya. Seyogyanya buku ini cocok dibaca oleh kalangan pendidik dan para pakar pendidikan terutama para calon-calon pendidik agar lebih tahu akan seluk beluk perkembangan pendidikan Islam.
            Dalam buku ini penulis banyak menggunakan bahasa intelektual yang tidak mudah untuk dipahami oleh kalangan orang-orang awam. Namun, buku ini tetap menarik untuk dipelajari karena di dalamnya memuat semua pemikiran-pemikiran Fazlur Rahman tentang dunia pendidikan Islam yang tentu menarik untuk dipelajari , untuk memotivasi kita dalam belajar agar suatu saat nanti kita dapat berkarya seperti halnya Fazlur Rahman yang karyanya dikenang dan dipelajari hingga saat ini.