EVALUASI
KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Program Pendidikan dan
Pelatihan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur, NC. M. Ag
Disusun oleh :
Diyah Fitriyani 123311014
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Program pendidikan dan
pelatihan itu diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta didik yang terkait dengan suatu kompetensi, yang berasal
dari tidak tahu menjadi tahu, yang berasal dari tidak paham menjadi paham,
serta yang berasal dari tidak menguasai menjadi menguasi suatu kompetensi yang
diajarkan dalam program pendidikan dan pelatihan tersebut.
Pada dasarnya setiap lembaga
yang mengadakan suatu kegiatan seharusnya mengadakan evaluasi, apa pun
kegiatannya setiap kegiatan tentunya memerlukan adanya evaluasi. Evaluasi dapat
dilaksanakan kapan saja sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi dapat
dilakukan di tengah-tengah jalannya kegiatan ataupun di akhir kegiatan.
Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari suatu kegiatan, apakah kegiatan
berjalan sesuai dengan rencana atau kah masih terdapat kekurangan-kekurangan
dalam pelaksanaannya. Sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pada
kegiatan selanjutnya agar lebih baik serta tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Pada makalah ini pemakalah
bermaksud membahas tentang evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pada
makalah ini akan dibahas apa pengertian evaluasi itu sendiri, apa tujuan
evaluasi, apa saja macam-macam evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan, serta bagaimana pelaksanaan evaluasi kegiatan pendidikan dan
pelatihan itu.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa pengertian dan haikat evaluasi
kegiatan pendidikan dan pelatihan?
B.
Apa saja kah syarat dan tujuan dilaksanakannya evaluasi pendidikan dan
pelatihan?
C.
Apa karakteristik dan fungsi evaluasi?
D.
Kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang evaluator?
E.
Apa saja macam-macam evaluasi dan objek evaluasi dalam kegiatan
pendidikan dan pelatihan?
F.
Apa saja instrumen evaluasi?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Hakikat Evaluasi Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
1.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal
dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan
istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan
sedikit penyesuaian pelafalan Indonesia menjadi “evaluasi”.
Evaluasi adalah
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai suatu kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.[1]
Menurut Lincoln pada buku Zainal Arifin mengemukakan bahwa evaluasi sebagai “a
process for describing an evaluand and judging its merit and wroth”. Jadi,
evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya
dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan
dengan nilai san arti. [2]
Menurut Cross dalam
buku H. M. Sukardi mendefinisikan evaluasi merupakan suatu proses yang
menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai “evaluation is a
process which determines the extent to wich objectives have been achieved”. Definisi ini menerangkan secara langsung
hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukutr derajat, dimana
suatu tujuan dapat dicapai.[3]
Proses dan hasil
dari evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang, dan
pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Gilbert Sax pada buku Zainal Arifin bahwasanya “evaluation is process
through wich a value judgement or decision is made from variety of observation
and from the background and training of the evaluator”.[4]
Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi program pendidikan dan pelatihan adalah
suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai
dan arti) serta untuk mengukur tingkat ketercapaian dari tujuan kegiatan
pendidikan dan pelatihan itu sendiri.
2.
Hakikat Evaluasi
dalam
pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat
alternatif keputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau
penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh
informasi atau data.[5]
Keberadaan
evaluasi program secara konsep terintegrasi dengan evaluasi pendidikan pada
umumnya. Hal ini dapat diartikan bahwa evaluasi merupakan bagian penting dalam
proses belajar mengajar yang lokasinya di dalam kelas dengan guru sebagai aktor
utama beserta peserta didik. Seorang guru yang baik sebelum dilaksanakan
kegiatan belajar mengajar akan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar.
Di dalam rencanapembelajaran tersebut juga dicantumkan cara guru untuk mengukur
keberhasilan belajar peserta didiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran
tersebut.[6]
B.
Syarat dan Tujuan Evaluasi Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Evaluasi untuk
suatu tujuan tertentu itru penting, akan tetapi ada kemungkinan tidak menjadi
bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu seorang guru atau seorang instruktur
itu harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasi dengan bijak dan
tepat.
Dalam
pelaksanaan suatu evaluasi harus memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan
kepada peserta didik yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku.
Evaluasi yang baik harus memenuhi syarat yaitu: valid, andal, objektif,
seimbang, membedakan, norma, fair, dan praktis. [7]
Di samping itu
dalam evaluasi juga memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1. Menilai ketercapaian (attainment) tujuan. Ada
keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa.
Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan
evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru atau
instruktur.
2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi.
Belajar dikategorikan dalam kognitif, psikomotorik, dan afekti. Semua tipe
belajar sebaiknya dievaluasi sesuai dengan proporsi yang tepat.
3. Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa
yang siswa telah ketahui. Setiap siswa masuk kelas dengan membawa pengalamn
masing-masing. Siswa mungkin juga memiliki karakteristik yang bervariasi. Hal
yang penting diketahui oleh guru adalah asumsi hasil akhirnya mengarah pada
suatu hasil yang sama terhadap pengetahuan mereka, dan kemudian mendapatkan
dari mereka suatu yang sma. Pengalaman lalu tersebut yang digunakan sebagai
awal dalam proses belajar mengajar melalui evaluasi pretes pada para siswa.
4. Memotifasi belajar siswa. Rating hasil evaluasi yang
baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk mempertahankan atau
meningkatkannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara kontinu.
5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan
konseling. Informasi diperluakan jika bimbingan dan konseling yang efektif
diperlukan, informasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data
kemampuan, kualitas pribadi, adaptasi sosial, kemampian membaca, dan skor hasil
belajar. Informasi juga diperlukan untuk bimbingan karier yang efektif.
Identifikasi minat siswa dan pekerjaan yang disenangi adalah cara yang terbaik
untuk membantu siswa untuk memilih pekarjaan.
6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan
kurikulum. Perubahan kurikulum akan tepat jika didasarkan pada hasil evaluasi
dengan skop yang lebih luas. Pengalaman kerja siswa, analisis kebutuhan
masyarakat, dan analisis pekerjaan merupakan teknik konvensional yang sering
digunakan untuk mengubah kurikulum.[8]
C.
Karakteristik dan Fungsi Evaluasi
Kegiatan evaluasi
dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting,
diantaranya sebagai berikut:
1. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang
dievaluasi. Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap
kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakuakan adalah ia lebih
banyak menafsir melalui bebrapa aspek penting yang diizinkan seperti melalui
penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka terhadap stimulus yang diberikan
secara terencana.
2. Lebih bersifat tidak lengkap. Dikarenakan evaluasi
tidak dilakukan secara kontinu maka hanya merupakan sebagai fenomena saja. Atau
dengan kata lain, apa yang dievaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang
direncanakan oleh seworang guru.
3. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Artinya hasil
penilaian tergantung pada tolok ukur yang digunakan oleh guru. Di samping itu,
evaluasi pun tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.
Di samping
karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai
berikut:
1.
Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diberikan oleh seorang guru.
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
3.
Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.
4.
Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5.
Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6.
Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.[9]
D.
Kompetensi Evaluator
Dalam evaluasi
program, para evaluator adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan
keahlian dalam menilai suatu objek atau subjek. Mereka biasanya adalah para
ahli yang dinilai melalui pengalaman atau latar belakang pendidikan sehingga
memperoleh pengakuan sebagai evaluator. Baik evaluator maupun subjek atau objek
yang dievaluasi sebaiknya menjunjung tinggi dalam bekerja, integritas pribadi,
dan komitmen terhadap tugas pokoknya, serta memili objektivitas dalam melakukan
penilaian.
Para evaluator
sebaiknya juga memiliki kompetensi dalam penelitian yang relevan dengan bidang
keahliannya karena dari kedua bidang keahlian, yaitu evaluasi dan penelitian
tersebut, ternyata banyak kompetensi yang sama dan diperlukan dalm pribadi
seorang evaluator. [10]
Dalam diri
seorang evaluator harus memiliki kompetensi kompetensi sebagai berikut:
1.
Mampu melaksanakan, evaluator harus memiliki kemampuan evaluasi yang
didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2.
Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian
program yang akan dievaluasi.
3.
Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat
mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil
kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4.
Sabar dan tekun, dalam melaksnakan tugas dimulai dari membuat rancangan
kegiatan dalam bentuk menyususun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan
data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
5.
Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan,
namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko
atas segala kesalahannya.[11]
Evaluator dalam
evaluasi program dapat dibedakan menjadi dua, yaitu evaluator internal dan
eksternal. Evaluator internal adalah seseorang atau suatu tim yang berasal dari
lembaga yang hendak dievaluasi yang memperoleh kewenangan untuk melakukan
penilaian di lembaga yang hendak dievaluasi. Sedangkan evaluator eksternal
adalah seorang atau sekelompok yang memiliki kewenangan untuk melakukan
penelitian yang berasal dari luar lembaga yang dievaluasi.
Evaluator
internal dan eksternal memiliki hubungan fungsional yang baik dalam suatu
program evaluasi seperti misalnya evaluasi akreditasi lembaga perguruan tinggi,
lembaga diklat atau suatu program studi. Evaluator internal memiliki tugas
untuk melaporkan kinerja dan potensi lembaga dari aspek dalam lembaga diklat.
Evaluator eksternal melakukan analisis dan penilaian terhadap lembaga yang
dievaluasi atas dasar laporan hasil evaluasi dari para evaluator internal.[12]
E.
Macam-macam Evaluasi dan Objek Evaluasi
1.
Macam-macam Evaluasi
Evaluasi
merupakan bagian dari program pelatihan. Maka dari itu, kegiatan evaluasi harus
sudah masuk dalam perencanaan program, termasuk pembiayaannya. Evaluasi pada
intinya bertujuan mengukur keberhasilan program, dalam segi hasil belajar
partisipan yang berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang
diperkirakan sebagai akibat pelatihan, dan kualitas penyelenggaraan program
pelatihan dalam aspek-aspek yang bersifat teknis dan subtanstif.[13]
Kegiatan
evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan antara lain:
a.
Pretes, evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah diketahui
oleh partisipan yang terkait dengan materi yang akan diberikan dalam pelatihan,
apa yang diharapkan oleh partisipan akan didapat dari program pelatihan.
b.
Evaluasi Formatif, evaluasi ini dijalankan ditengah masa pelatihan, dan
bertujuan menilai hasil belajar partisipan sewaktu program pelatihan sedang
berjalan.
c.
Evaluasi Sumatif, evaluasi dilakukan pada akhir pelatihan, dan bertujuan
untuk mengukur hasil belajar partisipan (sebagaimana yang tercantum dalam nilai
postes), perolehan belajar partisipan (yang tercermin pada selisih nilai postes
dengan pretes)
d.
Evaluasi Plan Of Action partisipan, evaluasi ini bertujuan untuk
mengukur fisebilitas Plan Of Action, atau rencana penggunaan hasil
pelatihan oleh partisipan, pada masa pasca pelatihan.
e.
Evaluasi Diri, evaluasi dilakukan oleh partisipan untuk menilai hasi
pembelajaran yang dicapai oleh partisipan sendiri. Evaluasi diri dapat
dilakukan disetiap saat, atau dibarengkan dengan pelaksanaan jenis evaluasi
yang lain.
f.
Refleksi, dilakukan oleh partisipan untuk menilai keberhasilan dan
kegagalannya dalam melakukan proses pembelajaran.
g.
Evaluasi Terhadap Instruktur, evaluasi dilakukan oleh partisipan untuk
mengukur kualitas performa instruktur.
h.
Evaluasi Program Pelatihan, evaluasi ini dilakukan oleh partisipan,
untuk mengukur keberhasilan program pelatihan dalam aspek teknis dan
substantif.
i.
Evaluasi Pasca Pelatihan, evaluasi dilakukan pada masa pasca pelatihan,
untuk mengukur keberjalanan plan of action, dan prokdutivitas mantan
partisipan, yang dianggap sebagai akibat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperoleh dari pelatihan.[14]
2.
Objek Evaluasi
Silabus dan bahan diklat perlu terus ditingkatkan mutunya
sehinggga dapat menjamin manfaatnya bagi pencapaian tujuan diklat . Evaluasi
silabus danbahan ini biasanya dilakukan dengan cara mengkaji ulang yang
dilakukan oleh para pakar dengan memanfaatkan (respons) dari peserta diklat.
b. Evaluasi
Kinerja Widyaiswara
Evaluasi kinerja widyaiswara dapat
dilakukan dengan cara menyebar format penilaian tentang kemampuan setipa widyaiswara /
Fasilitator pada akhir proses mengajar kepada peserta. Walaupun penilaian
terhadap widyaiswara oleh peserta kurang menggambarkan kemampuan professional
widyaiswara namun informasi yang diperoleh sering bermanfaat untuk meningkatkan
kinerja mereka agar lebih sesuai denganharapan peserta.[15]
c.
Evaluasi peserta pelatihan
Evaluasi peserta pelatihan adalah
evaluasi yang bertjuan untuk mengetahui dan mencari informasi mengenai
ketercapaian program pelatihan dilihat dari peningkatan kemampan atau kopetensi
peserta.[16]
- Instrumen Evaluasi
a.
Bentuk tes
Istilah
tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno
yang berarti piringan untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang
mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah liat.
Didorong
oleh munculnya statistik dan penganalisisan data dan informasi, maka akhirnya
tes ini digunakan dalam berbagai bidang seperti tes kemampuan dasar, tes
kelelahan perhatian, tes ingatan, tes minat, tes sikap dan sebagainya. Yang
terkenal penggunaannya di sekolah hanyalah tes prestasi belajar.
b.
Bentuk non tes
Instrument
evaluasi non tes yaitu alat ukur dalambentuk-bentuk laporan, alat ukur dengan
menggunakan wawancara dan kuesioner. Alat ukur non tes ini pada prinsipnya
merupakan pemberian jawaban atas dasar relevansi dan bentuk laporan yang
berasal dari pendapat pribadi responden setelah mereka terlibat secara aktif
mengerjakan pekerjaan atau tugas yang terdapat dalam program atau proyek.
IV.
ANALISIS
Dalam penyelenggaraan suatu
kegiatan harus dimanaj dengan baik. Dalam penyelenggaraan suatu kegiatan tidak
hanya diperlukan planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), tetapai juga harus ada evaluating (evaluasi).
Evaluasi dapat dilaksanakan pada saat kegiatan itu sendiri berlangsung atau
pada saat kegiatan tersebut telah selesai.
Evaluasi dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui atau untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan,
sesuai atau tidak dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum dilaksanakannya
kegiatan tersebut. Setelah diketahui seberapa besar tingkat keberhasilan
kegiatan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan peningkatan kualitas pada
kegiatan selanjutnya apabila kegiatan tersebut dinilai baik, dan sebaliknya
apabila dinilai masih kurang baik maka akan diadakan perbaikan.
Agar hasil evaluasi dapat
dikatakan akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan, dalam pelaksanaan evaluasi
harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: valid, andal, objektif, seimbang,
membedakan, norma, fair, dan praktis. Evaluasi berfungsi sebagai: alat
untuk mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai,
dan keterampilan yang diberikan oleh seorang guru. Untuk mengetahui aspek-aspek
kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Mengetahui tingkat
ketercapaian siswa dalam belajar. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru,
yang bersumber dari siswa. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa. Sebagai materi utama laporan
hasil belajar kepada para orangtua siswa.
Proses dan hasil dari
evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang, dan
pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Oleh karena itu seorang evaluator
juga harus memiliki kompetensi-kompetensi khusus diantaranya: Mampu
melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan
bertanggung jawab. Ada beberapa macam evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan
pendidikan dan pelatihan antara lain: pretes, evaluasi formatif, evaluasi
sumatif, evaluasi plan of action partisipan, evaluasi diri, refleksi,
evaluasi terhadap instruktur, evaluasi program pelatihan, evaluasi pasca
pelatihan. Dari semua macam evalusi tersebut pada dasarnya bertujuan sama yaitu
untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan dari peserta didik.
V.
KESIMPULAN
Evaluasi program pendidikan
dan pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) serta untuk mengukur tingkat ketercapaian
dari tujuan kegiatan pendidikan dan pelatihan itu sendiri.
Evaluasi yang baik harus
memenuhi syarat yaitu: valid, andal, objektif, seimbang, membedakan, norma, fair,
dan praktis. Dalam evaluasi juga
memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1.
Menilai ketercapaian (attainment) tujuan.
2.
Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi.
3.
Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah
ketahui.
4.
Memotifasi belajar siswa.
5.
Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
6.
Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Karakteristik penting
evaluasi, diantaranya: Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang
dievaluasi, lebih bersifat tidak lengkap, mempunyai sifat kebermaknaan relatif.
Di samping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam
proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1.
Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diberikan oleh seorang guru.
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
3.
Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.
4.
Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5.
Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6.
Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.
Dalam diri seorang evaluator
harus memiliki kompetensi diantaranya: Mampu melaksanakan, cermat, objektif, Sabar
dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab.
Kegiatan evaluasi yang
dijalankan dalam program pelatihan antara lain: Pretes, evaluasi formatif, evaluasi
sumatif, evaluasi plan of action partisipan, evaluasi diri, refleksi,
evaluasi terhadap instruktur, evaluasi program pelatihan, evaluasi pasca
pelatihan. Evaluasi dapat berupa tes atau pun non tes.
VI.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis
susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membengun sangan pedinulis harapkan guna
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
kazanah keilmuan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal 3013, Evaluasi Pembelajaran, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi,
Cepi Safruddin Abdul jabar, 2010, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT.
Bumi aksara
Mujiman, Haris
2011Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sukardi, 2014, Evaluasi Program Pendidikan dan
Kepelatihan, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sukardi,
H. M, 2009, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara
[1] Suharsimi
Arikunto, dan Cepi Safruddin Abdul jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:
PT. Bumi aksara, 2010), Hlm. 1
[5] http://unj.ac.id/fbs/sites/default/files/EVALUASI%20PEMBELAJARAN%20BIPA.pdf, pada 15 Desember 2014, pukul 19.04 WIB
[10] Sukardi, Evaluasi
Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Hlm.
21-22
[11] Suharsimi
Arikunto, dan Cepi Safruddin Abdul jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:
PT. Bumi aksara, 2010), Hlm. 22-23
[12] Sukardi, Evaluasi
Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Hlm.
22-23
[13] Haris
Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Hlm. 140
[14] Haris
Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), Hlm. 140-142
[15] http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/htxk1404225450.pdf, pada 14
Desember 2014, pukul 20.14 WIB
[16]
https://goenable.wordpress.com/tag/instrument-evaluasi-peserta-dan-instruktur-pelatihan/, pada 14 Desember 2014, pukul 20. 30 WIB