My Time

Wednesday, March 18, 2015

EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN



EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Program Pendidikan dan Pelatihan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur, NC. M. Ag



 











Disusun oleh :
Diyah Fitriyani                        123311014



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014



 
I.                   PENDAHULUAN
Program pendidikan dan pelatihan itu diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang terkait dengan suatu kompetensi, yang berasal dari tidak tahu menjadi tahu, yang berasal dari tidak paham menjadi paham, serta yang berasal dari tidak menguasai menjadi menguasi suatu kompetensi yang diajarkan dalam program pendidikan dan pelatihan tersebut.
Pada dasarnya setiap lembaga yang mengadakan suatu kegiatan seharusnya mengadakan evaluasi, apa pun kegiatannya setiap kegiatan tentunya memerlukan adanya evaluasi. Evaluasi dapat dilaksanakan kapan saja sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi dapat dilakukan di tengah-tengah jalannya kegiatan ataupun di akhir kegiatan.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari suatu kegiatan, apakah kegiatan berjalan sesuai dengan rencana atau kah masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya. Sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pada kegiatan selanjutnya agar lebih baik serta tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Pada makalah ini pemakalah bermaksud membahas tentang evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pada makalah ini akan dibahas apa pengertian evaluasi itu sendiri, apa tujuan evaluasi, apa saja macam-macam evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta bagaimana pelaksanaan evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan itu.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.     Apa pengertian dan haikat evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan?
B.     Apa saja kah syarat dan tujuan dilaksanakannya evaluasi pendidikan dan pelatihan?
C.     Apa karakteristik dan fungsi evaluasi?
D.    Kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang evaluator?
E.     Apa saja macam-macam evaluasi dan objek evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan?
F.      Apa saja instrumen evaluasi?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Hakikat Evaluasi Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
1.      Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian pelafalan Indonesia menjadi “evaluasi”.
Evaluasi adalah sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai suatu kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.[1] Menurut Lincoln pada buku Zainal Arifin mengemukakan bahwa evaluasi sebagai “a process for describing an evaluand and judging its merit and wroth”. Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai san arti. [2]
Menurut Cross dalam buku H. M. Sukardi mendefinisikan evaluasi merupakan suatu proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai “evaluation is a process which determines the extent to wich objectives have been achieved”.  Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukutr derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai.[3]
Proses dan hasil dari evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang, dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gilbert Sax pada buku Zainal Arifin bahwasanya “evaluation is process through wich a value judgement or decision is made from variety of observation and from the background and training of the evaluator”.[4]
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi program pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) serta untuk mengukur tingkat ketercapaian dari tujuan kegiatan pendidikan dan pelatihan itu sendiri.
2.      Hakikat Evaluasi
dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif keputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data.[5]
Keberadaan evaluasi program secara konsep terintegrasi dengan evaluasi pendidikan pada umumnya. Hal ini dapat diartikan bahwa evaluasi merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar yang lokasinya di dalam kelas dengan guru sebagai aktor utama beserta peserta didik. Seorang guru yang baik sebelum dilaksanakan kegiatan belajar mengajar akan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar. Di dalam rencanapembelajaran tersebut juga dicantumkan cara guru untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.[6]

B.     Syarat dan Tujuan Evaluasi Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu itru penting, akan tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu seorang guru atau seorang instruktur itu harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat.
Dalam pelaksanaan suatu evaluasi harus memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada peserta didik yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik harus memenuhi syarat yaitu: valid, andal, objektif, seimbang, membedakan, norma, fair, dan praktis. [7]
Di samping itu dalam evaluasi juga memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1.   Menilai ketercapaian (attainment) tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru atau instruktur.
2.   Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar dikategorikan dalam kognitif, psikomotorik, dan afekti. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi sesuai dengan proporsi yang tepat.
3.   Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap siswa masuk kelas dengan membawa pengalamn masing-masing. Siswa mungkin juga memiliki karakteristik yang bervariasi. Hal yang penting diketahui oleh guru adalah asumsi hasil akhirnya mengarah pada suatu hasil yang sama terhadap pengetahuan mereka, dan kemudian mendapatkan dari mereka suatu yang sma. Pengalaman lalu tersebut yang digunakan sebagai awal dalam proses belajar mengajar melalui evaluasi pretes pada para siswa.
4.   Memotifasi belajar siswa. Rating hasil evaluasi yang baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk mempertahankan atau meningkatkannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara kontinu.
5.   Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi diperluakan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas pribadi, adaptasi sosial, kemampian membaca, dan skor hasil belajar. Informasi juga diperlukan untuk bimbingan karier yang efektif. Identifikasi minat siswa dan pekerjaan yang disenangi adalah cara yang terbaik untuk membantu siswa untuk memilih pekarjaan.
6.   Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum akan tepat jika didasarkan pada hasil evaluasi dengan skop yang lebih luas. Pengalaman kerja siswa, analisis kebutuhan masyarakat, dan analisis pekerjaan merupakan teknik konvensional yang sering digunakan untuk mengubah kurikulum.[8]
C.     Karakteristik dan Fungsi Evaluasi
Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, diantaranya sebagai berikut:
1.      Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi. Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakuakan adalah ia lebih banyak menafsir melalui bebrapa aspek penting yang diizinkan seperti melalui penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka terhadap stimulus yang diberikan secara terencana.
2.      Lebih bersifat tidak lengkap. Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka hanya merupakan sebagai fenomena saja. Atau dengan kata lain, apa yang dievaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seworang guru.
3.      Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Artinya hasil penilaian tergantung pada tolok ukur yang digunakan oleh guru. Di samping itu, evaluasi pun tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.
Di samping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di  dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1.      Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diberikan oleh seorang guru.
2.      Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
3.      Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.
4.      Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5.      Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6.      Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.[9]
D.    Kompetensi Evaluator
Dalam evaluasi program, para evaluator adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan keahlian dalam menilai suatu objek atau subjek. Mereka biasanya adalah para ahli yang dinilai melalui pengalaman atau latar belakang pendidikan sehingga memperoleh pengakuan sebagai evaluator. Baik evaluator maupun subjek atau objek yang dievaluasi sebaiknya menjunjung tinggi dalam bekerja, integritas pribadi, dan komitmen terhadap tugas pokoknya, serta memili objektivitas dalam melakukan penilaian.
Para evaluator sebaiknya juga memiliki kompetensi dalam penelitian yang relevan dengan bidang keahliannya karena dari kedua bidang keahlian, yaitu evaluasi dan penelitian tersebut, ternyata banyak kompetensi yang sama dan diperlukan dalm pribadi seorang evaluator. [10]
Dalam diri seorang evaluator harus memiliki kompetensi kompetensi sebagai berikut:
1.      Mampu melaksanakan, evaluator harus memiliki kemampuan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2.      Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
3.      Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4.      Sabar dan tekun, dalam melaksnakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyususun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
5.      Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan  pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.[11]
Evaluator dalam evaluasi program dapat dibedakan menjadi dua, yaitu evaluator internal dan eksternal. Evaluator internal adalah seseorang atau suatu tim yang berasal dari lembaga yang hendak dievaluasi yang memperoleh kewenangan untuk melakukan penilaian di lembaga yang hendak dievaluasi. Sedangkan evaluator eksternal adalah seorang atau sekelompok yang memiliki kewenangan untuk melakukan penelitian yang berasal dari luar lembaga yang dievaluasi.
Evaluator internal dan eksternal memiliki hubungan fungsional yang baik dalam suatu program evaluasi seperti misalnya evaluasi akreditasi lembaga perguruan tinggi, lembaga diklat atau suatu program studi. Evaluator internal memiliki tugas untuk melaporkan kinerja dan potensi lembaga dari aspek dalam lembaga diklat. Evaluator eksternal melakukan analisis dan penilaian terhadap lembaga yang dievaluasi atas dasar laporan hasil evaluasi dari para evaluator internal.[12]
E.     Macam-macam Evaluasi dan Objek Evaluasi
1.      Macam-macam Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari program pelatihan. Maka dari itu, kegiatan evaluasi harus sudah masuk dalam perencanaan program, termasuk pembiayaannya. Evaluasi pada intinya bertujuan mengukur keberhasilan program, dalam segi hasil belajar partisipan yang berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang diperkirakan sebagai akibat pelatihan, dan kualitas penyelenggaraan program pelatihan dalam aspek-aspek yang bersifat teknis dan subtanstif.[13]
Kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan antara lain:
a.       Pretes, evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah diketahui oleh partisipan yang terkait dengan materi yang akan diberikan dalam pelatihan, apa yang diharapkan oleh partisipan akan didapat dari program pelatihan.
b.      Evaluasi Formatif, evaluasi ini dijalankan ditengah masa pelatihan, dan bertujuan menilai hasil belajar partisipan sewaktu program pelatihan sedang berjalan.
c.       Evaluasi Sumatif, evaluasi dilakukan pada akhir pelatihan, dan bertujuan untuk mengukur hasil belajar partisipan (sebagaimana yang tercantum dalam nilai postes), perolehan belajar partisipan (yang tercermin pada selisih nilai postes dengan pretes)
d.      Evaluasi Plan Of Action partisipan, evaluasi ini bertujuan untuk mengukur fisebilitas Plan Of Action, atau rencana penggunaan hasil pelatihan oleh partisipan, pada masa pasca pelatihan.
e.       Evaluasi Diri, evaluasi dilakukan oleh partisipan untuk menilai hasi pembelajaran yang dicapai oleh partisipan sendiri. Evaluasi diri dapat dilakukan disetiap saat, atau dibarengkan dengan pelaksanaan jenis evaluasi yang lain.
f.       Refleksi, dilakukan oleh partisipan untuk menilai keberhasilan dan kegagalannya dalam melakukan proses pembelajaran.
g.      Evaluasi Terhadap Instruktur, evaluasi dilakukan oleh partisipan untuk mengukur kualitas performa instruktur.
h.      Evaluasi Program Pelatihan, evaluasi ini dilakukan oleh partisipan, untuk mengukur keberhasilan program pelatihan dalam aspek teknis dan substantif.
i.        Evaluasi Pasca Pelatihan, evaluasi dilakukan pada masa pasca pelatihan, untuk mengukur keberjalanan plan of action, dan prokdutivitas mantan partisipan, yang dianggap sebagai akibat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan.[14]
2.      Objek Evaluasi
a.       Evaluasi Silabus dan Bahan diklat.
Silabus dan bahan diklat perlu terus ditingkatkan mutunya sehinggga dapat menjamin manfaatnya bagi pencapaian tujuan diklat . Evaluasi silabus danbahan ini biasanya dilakukan dengan cara mengkaji ulang yang dilakukan oleh para pakar dengan memanfaatkan (respons) dari peserta diklat.
b.      Evaluasi Kinerja Widyaiswara
Evaluasi kinerja widyaiswara dapat dilakukan dengan cara menyebar format penilaian tentang kemampuan setipa widyaiswara / Fasilitator pada akhir proses mengajar kepada peserta. Walaupun penilaian terhadap widyaiswara oleh peserta kurang menggambarkan kemampuan professional widyaiswara namun informasi yang diperoleh sering bermanfaat untuk meningkatkan kinerja mereka agar lebih sesuai denganharapan peserta.[15]
c.       Evaluasi peserta pelatihan
Evaluasi peserta pelatihan adalah evaluasi yang bertjuan untuk mengetahui dan mencari informasi mengenai ketercapaian program pelatihan dilihat dari peningkatan kemampan atau kopetensi peserta.[16]
  1. Instrumen Evaluasi
a.       Bentuk tes
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno yang berarti piringan untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah liat.
Didorong oleh munculnya statistik dan penganalisisan data dan informasi, maka akhirnya tes ini digunakan dalam berbagai bidang seperti tes kemampuan dasar, tes kelelahan perhatian, tes ingatan, tes minat, tes sikap dan sebagainya. Yang terkenal penggunaannya di sekolah hanyalah tes prestasi belajar.
b.      Bentuk non tes
Instrument evaluasi non tes yaitu alat ukur dalambentuk-bentuk laporan, alat ukur dengan menggunakan wawancara dan kuesioner. Alat ukur non tes ini pada prinsipnya merupakan pemberian jawaban atas dasar relevansi dan bentuk laporan yang berasal dari pendapat pribadi responden setelah mereka terlibat secara aktif mengerjakan pekerjaan atau tugas yang terdapat dalam program atau proyek.


IV.             ANALISIS
Dalam penyelenggaraan suatu kegiatan harus dimanaj dengan baik. Dalam penyelenggaraan suatu kegiatan tidak hanya diperlukan planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), tetapai juga harus ada evaluating (evaluasi). Evaluasi dapat dilaksanakan pada saat kegiatan itu sendiri berlangsung atau pada saat kegiatan tersebut telah selesai.
Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui atau untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan, sesuai atau tidak dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum dilaksanakannya kegiatan tersebut. Setelah diketahui seberapa besar tingkat keberhasilan kegiatan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan peningkatan kualitas pada kegiatan selanjutnya apabila kegiatan tersebut dinilai baik, dan sebaliknya apabila dinilai masih kurang baik maka akan diadakan perbaikan.
Agar hasil evaluasi dapat dikatakan akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan, dalam pelaksanaan evaluasi harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: valid, andal, objektif, seimbang, membedakan, norma, fair, dan praktis. Evaluasi berfungsi sebagai: alat untuk mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diberikan oleh seorang guru. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.  Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.
Proses dan hasil dari evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang, dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Oleh karena itu seorang evaluator juga harus memiliki kompetensi-kompetensi khusus diantaranya: Mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab. Ada beberapa macam evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan antara lain: pretes, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi plan of action partisipan, evaluasi diri, refleksi, evaluasi terhadap instruktur, evaluasi program pelatihan, evaluasi pasca pelatihan. Dari semua macam evalusi tersebut pada dasarnya bertujuan sama yaitu untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan dari peserta didik.

V.                KESIMPULAN
Evaluasi program pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) serta untuk mengukur tingkat ketercapaian dari tujuan kegiatan pendidikan dan pelatihan itu sendiri.
Evaluasi yang baik harus memenuhi syarat yaitu: valid, andal, objektif, seimbang, membedakan, norma, fair, dan praktis. Dalam evaluasi juga memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1.      Menilai ketercapaian (attainment) tujuan.
2.      Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi.
3.      Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
4.      Memotifasi belajar siswa.
5.      Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
6.      Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.

Karakteristik penting evaluasi, diantaranya: Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi, lebih bersifat tidak lengkap, mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Di samping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1.      Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diberikan oleh seorang guru.
2.      Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
3.      Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.
4.      Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5.      Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6.      Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.
Dalam diri seorang evaluator harus memiliki kompetensi diantaranya: Mampu melaksanakan, cermat, objektif, Sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab.
Kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan antara lain: Pretes, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi plan of action partisipan, evaluasi diri, refleksi, evaluasi terhadap instruktur, evaluasi program pelatihan, evaluasi pasca pelatihan. Evaluasi dapat berupa tes atau pun non tes.

VI.             PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membengun sangan pedinulis harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah kazanah keilmuan bagi kita semua.  








DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal 3013, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi, Cepi Safruddin Abdul jabar, 2010, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi aksara
Mujiman, Haris 2011Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukardi, 2014, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sukardi, H. M, 2009, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara


[1] Suharsimi Arikunto, dan Cepi Safruddin Abdul jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2010), Hlm. 1
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Hlm. 5
[3] H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Hlm. 1
[4] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Hlm. 5
[6] Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Hlm. 6
[7] H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Hlm. 8-9
[8] H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Hlm. 9-10
[9] H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Hlm. 3-4
[10] Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Hlm. 21-22
[11] Suharsimi Arikunto, dan Cepi Safruddin Abdul jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2010), Hlm. 22-23
[12] Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Hlm. 22-23
[13] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Hlm. 140

[14] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Hlm. 140-142